Iqsan Alfarisi on Friday, February 12, 2010 at 8:09pm
"aq dewekan, xxx bali, aq y karepe bali....dolan rene toh mbak...., cedak peterongan" (dg logat khas ngapakny).. seorang mbak penjaja warteg itu bercerita sambil terus memanaskan masakanny..kurang lebih begitu percakapan telp yg saya dengar sore tadi.. selorohan mbak penjaga warteg tadi mengingatkanku beberapa dejavu akan bunyi "pengen pulang/bali/mulih,dll spesies yg menyerupainy termasuk rengekan si kecil bernama choxy jika d tahan agar tak pulang"
lalu apa hub ny dg ku? apa y? hmm..aq tak ubahnya mereka dan beberapa perantau lain, termasuk luluk tmn q yg buncit, saat ini ditulis sedang dalam perjalanan dari jkt-smg.. ya, aq dia dan mungkin juga kau teman, sama-sama terdampar d tempat yang kita anggap asing meski sudah bertahun-tahun kuku kita tertancap d tanah yang telah memberi berjuta kenangan dan pengalaman hidup.. yg berbeda mungkin tujuan kita berada dsna.. mbak itu pun merasakan hal itu.. didikan fakultas tata boga, UNTEG -universitas warteg-, ia juga bersekolah dsni, ia juga berproses dsni, ia jg menimba ilmu kehidupan dsni, bertemu dg banyak pelanggan dan orang2 baru..tak ada beda.. mungkin itu pula kawan kenapa warteg begitu meng-indonesia bak cendawan d musim hujan.. proses regenerasi yg dinamis, keberanian kadernya utk menaklukan ketakutannya, keyakinan utk menolak cerebral automata (karena qt tak d percayakan tuhan untuk dititipkan d dalam rahim istrinya bill gates)..
inila realitas mimpi dari liverpool kita.. koq liverpool d bawa2? ya karena kalo laperpool "you'll never eat alone" hehehe.. serius lagi ni bro, disana letak "kolam kehidupan", karena 'liver' yg d percaya orang dulu sebagai simbol yang memungkinkan kita untuk "bertahan hidup" dan ia kan menemani perjalanan hidup kedepannya so "you'll never walk alone" guys..
tapi ada titik paradoksal disini, yaitu konsep "aq ingin pulang" tadi..tak ada tempat ternyaman selain d rumah.. walaupun dg berbagai persoalan d dlmny.. rumah tetap seperti magnet tapal kuda yg terus menarik.. mungkin freud bisa menjelaskannya.. yg jelas, aq merasakan saat ini aristoteles berkata padaq "manusia memang cenderung mengelak dari sengsara dan ketaknyamanan".. sabar mbak warteg, hari yg cerah d balik gunung semeru yang kan mengejarmu begitu pula dg kewajiban2 kita kawan.. berjuang dan bertahan demi mimpi2 kalian kawan..
Labels: Hikayat Catatan FB